SEJARAH
KABUPATEN ACEH SINGKIL
Singkil menurut cerita rakyat asal katanya berasal dari “sekel” yang artinya “mau” ada pula yang mengatakan bahwa
pada awalnya daerah ini bernama “Singkir”
(R) bukan Singkil (L) Dipameokan begitu karena letaknya yang amat jauh dari
Banda Aceh. Namun, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa arti
Singkil adalah pertama berasa tidak enak pada pendengaran (seperti ketika
mendengar seseorang mengikir besi, ngilu) kedua Singkil adalah tali ikat
pinggang yang biasa dipakai oleh perempuan yang sedang hamil.
Sejarah Kabupaten Aceh Singkil yang ada saat ini dimulai
dari adanya sebuah kota singkil yang merupakan daerah pusat keraajaan.
Pengembangan daerah ini selanjutnya diteruskan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Kota Singkil di fungsikan sebagai mana layaknya sebuah kota yang kelahirannya
dimulai pada masa penjajahan Belanda sehingga Singkil difungsikan sebagai pusat
kota dagang dan pusat pelabuhan dagang dipantai Selatan Aceh, pada masa itu
(diperkirakan pada abad ke 15 M).
Kapan kota Singkil pertama sekali di bangun bukanlah hal
yang mudah untuk memastikannya. Diperlukan berbagai pendekatan terutama melalui
pendekatan sejarah dan dilanjutkan dengan pendekatan empiris yaitu berdasarkan
pengalaman yang ditemui dari alam dan hasil penemuan – penemuan melalui
sebuahpenelitian yang komperehensif dan melibatkan berbagai pakar terutama
dalam bidang arkeologi dan palean tropologi yang mengkaji asal – usul manusia,
warna kulit, bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaan pada masa lampau.
Seperti tersebut dalam sejarah bahwa Syeikh Abdurra’uf
As-Singkily lahir pada tahun 1615 M atau 1024 H. Apabila dikaitkan dengan
kelahirannya maka secara tidak langsung menunjukan bahwa kemungkinan Singkil
telah dibangun pada tahun tersebut atau abad sebelumnya.
Menurut legenda asal – usul Singkil itu dari tiga tempat
yaitu dari kampong Gelombang di alur lae soraya, Simpang Kiri. Simpang kiri
adalah daerah yang pertama kali terhempas oleh gelombang pasang naik dan
sebagai muaranya adalah kuala kepeng. Akibat erosi sungai, lama kelamaan
menimbulkan tanah yang muncul kepermukaan sehingga sungai menjadi dangkal dan
beralih kedaerah lain. Akibat dari erosi sungai tersebut muncula daerah Paya Bumbung, Rantau Gedang, Teluk
Ambun, Kuala Baru, dan kampong Singkil lama. Menurut cerita kampong Singkil
lama sudah tenggelam, kampong ini dahulu terletak di seberang kilangan yang
bernama Pasir Tengah. Pada hari jumat terjadi amukan Hindia (lautan Indonesia),
terjadi pergeseran dilaut yang begitu cepat, gelombang besar menghantam pantai
pelabuhan singkil sehingga hilang dari permukaan, warga yang selamat dari
amukan gelombang pindah ke daerah singkil yang ada sekarang, yang oleh belanda
di namakan new Singkil di sekitar pasir tengah apabila terjadi pasang surut
akan tampak batu – batu bekas peninggalan jaman dahulu.
Seorang pencatat bangsa portugis bernama Tome Pires, menulis buku laporan
mengenai Nusantara dari tempat tinggalnya di malaka antara tahun 1512 – 1515 M,
dia menulis mengenai pantai barat sumatra seperti pariaman minhak baras (Nias)
dan baruus (Barus).dia juga menulis tentang kerajaan ching guele atau Quencel
(Singkil). Dia menyebut bahwa kerajaan singkil berbatasan dengan barus,
disebelah utara berbatasan dengan kerajaan mencopa atau daya (Aceh Barat). Aceh
singkil pada waktu itu belum beragama kerajaan singkil waktu itu banyak
menghasilkan damar, lada, emas. Singkil mempunyai perahu yang laju, dan ada
sungai-sungai. Kerajaan singkil melakukan hubungan dagang dengan pasai, barus,
dan pariaman.
Perkembangan kota
singkil selanjutnya bagaikan sebuah drama yang meninggalkan sebuah tragedi yang
memilukan. Saat kota singkil berada pada perkembangan ekonomi yang sanggat
pesat, tiba-tiba pada tanggal 12 fepbruari 1861 kota singkil hancur karena
dilanda gempa bumi (tektonik). Dan gelombang yang sanggat dahsyat. Daerah
lainya dipantai barat Aceh yang dilanda gempa bumi yang hebat adalah meukhik,
susoh dan kuala bate. Gempa bumi telah mengakibatkan hancurnya semua
inprastruktur yang dibangun pemerintah belanda sebelum tahun 1822.
Pada masa klonel
singkil pernah dipimpin oleh raja yang bernama lebai depha. Pada mulanya raja ini menerima kehadiran belanda
disingkil, bahkan ia memperlakukan belanda secara istimewa karena janji belanda
yang menyanggupi membantu singkil untuk melepaskn diri dari kekuasaan
kesultanan Aceh. Janji belanda tersebut hanya tipu muslihat saja pada tanggal
14 maret 1672 singkil dipaksa untuk menanda tanda tangani perjanjian belateral yang sangat merugikan yaitu
bahwa kerajaan singkil harus setia sepenuhnya kepada belanda, semua hasil bumi
harus dijual kepada asosiasi dagang belanda (VOC) dengan harga yang ditentukan
Belanda.
Sekitar abad ke 17 asosiasi dengan inggris East indian company memasuki wilayah
Singkil. Inggris lantas merampas hasil bumi yang sudah menjadi wewenang
belanda. Memasuki abad ke18 singkil tidak lagi loyal kepada belanda. Hal ini
desebabkan karena kapal – kapal dagang inggris dan amerika mulai berdatangan.
Kedua negara itu menumbuhkan iklim perdagangan bebas, berbeda dengan belanda
yang memakai cara monopoli sehingga belanda mulai tersingkir dari singkil.
Namun singkil lebih memilih bangsa amerika untuk menjual hasil buminya karena
amerika mampu membeli dengan harga yang lebih mahal. Pada suatu waktu pedagang
amerika melakukan penipuan, hasil bumi yang telah diserahkan oleh orang singkil
tidak di bayar. Rakyat singkil marah dan menyita sebuah kapal amerika. Membalas
tindakan ini presiden amerika mengirim kapal perang Potomac pada tahun 1931 dan menyerang singkil.
Pada masa pendudukan jepang rakyat singkil sangat
menderita. Kerja paksa rakyat singkil dalam membangun jalan runding /
sidikalang telah menimbulkan korban jiwa yang cukup banyak. Rakyat juga
kekurangan makanan, pakaian dan menderita penyakit malaria. Bahan makanan
sangat langka karena bahan makanan banyak yang di ambil oleh jepang untuk
kebutuhan serdadu nya dan selebihnya di buang ke laut, rakyat hanya di beri
makanan yang sangat terbatas. Pakaian tersebut terbuat dari kulit kayu dan
getah. Pakaian kulit kayu tidak saja dipakai untuk pakaian sehari – hari tetapi
juga dipakai untuk naik pelaminan dan kain kapan. Rakyat yang berbgabung dalam
keibodan (hansip, sekarang) di paksa
untuk jaga malam di tepi pantai agar cepat di ketahui jika ada serangan musuh (sekutu). Selain itu juga bekerja
menggali parit – parit pertahanan. Apabila ada pejabat atau tokoh masyarakat
yang mencoba membela kepentingan rakyat maka di tempeleng dan di tangkap untuk
disisksa dengan alasan mata – mata sekutu. Setiap pegawai dan anak – anak
sekolah bahkan masyarakat bisa pada setiap pagi mengikuti upacara dan di
haruskan membungkuk (seikerei) kepada
dewa matahari tersebut (tenno haika)
raja syowa, sebagai penghoramatan.
Kota Singkil amat menarik untuk di kaji baik dari segi
sejarah, sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Berdasarkan sejarah kota singkil
pernah mengalami kejayaan terutama di bidang ekonomi pada sekitar awal abad ke
18. Ketika itu kota singkil menjadi bandar (pelabuhan) di bagian pantai selatan
aceh dan sekaligus menjadi kota perdagangan. Pada saat itu segala perdagangan
lada, damar, sutra emas, dan hasil rempah – rempah yang akan di ekspor ke
amerika sekrikat, harus melalui pelabuhan singkil, sehingga kota singkil
menjadi daya tarik penduduk daerah lain sebagai tempat mencari pekerjaan. Kapal
–kapal inggris dan amerika berdatangan ke singkil. Kedua negara ini menumbuhkan
iklim perdagangan bebas, berbeda dengan belanda yang memakai cara monopoli,
sehingga belanda tersingkir dari singkil. Pada waktu itu pelabuhan utama
singkil ada di tiga tempat di sebelah utara ditarik garis sampai ke barat ujung
bawang, di sebelah timur pohon yang tinggi di sebelah barat ke arah selatan
adalah bekas jalan ke singkil (depan benteng singkil).
1 komentar:
Setuhu sejarah nen ketua kan?
Posting Komentar