Arti Sebuah Nama Untuk Pejuang Islam Di Aceh Singkil

Arti Sebuah Nama Untuk Pejuang Islam Di Aceh Singkil
Dalam sya’ir Bung Rhoma Irama
“merana boleh merana...serananya saja...
Berduka boleh berduka...sedukanya saja...
Jangan kan hanya bercinta...nyawapun bisa berpisah...
Jangan kan hanya tersayang...nyawapun bisa melayang...
Semuanya di dunia berpisah”
Mungkin inilah nyanyian yang pantas bagi masyarakat Aceh Singkil untuk pejuang Islam pada masanya.
Di waktu itu, senin pukul 09:03 pikiran ku melayang entah kemana,tiba-tiba ku tersentak,ku teringat kepada beliau sesosok ulama asal Aceh Singkil dan nama itu tidak asing lagi bagi kita.dialah yang menyandang gelar Syahk Abdurra’uf as-Singkili bin Ali Alfansuri.
Detik demi detik,menit demi menit,jam demi jam,hari demi hari,pikiran ku hanya tertuju kepada beliau mungkin inilah niat atau panggilan untuk ku selaku putra Aceh Singkil.kerisawan itu seakan-akan menyengat seluruh tubuh ku dan menembus pori-pori ku.
Jum’at pukul 08:25 ku bergegas untuk mengurungkan niat dan keinginan ku untuk menuju makam beliau dengan mengendarai kreta butut yang ku punya.sesampainya di makam itu,aku turun dari kretaku dan memijakkan kaki ku di lataran makam beliau dan mataku mulai tertuju pada sudut-sudut seputaran halaman makam beliau, setapak demi setapak ku jalani tiba-tiba mataku yang dilapisi kaca mata 1,75- mulai tertuju pada pamplet yang ada di makam beliau.secara spontan ku terkejut dan tersentak ketika membaca nama beliau yang tidak di cantumkan nama As-Singkili,sungguh ku terdiam dan mataku mulai memerah di campuri oleh air mata yang berkaca-kaca. menyusul jemari-jemari tanganku mulai meremas-remas hingga basah seperti orang lari cepet.
Dalam pikiran ku bertanya-tanya: apakah kami di anak tirikan di bumi Aceh
Apakah sejarah Syakh Abdurra’uf di pudarkan dari Aceh Singkil
Ya tuhan kenapa ini bisa terjadi,apakah salah kami dan bagaimana kami menceritakan kisah beliau kepada anak cucu kami di hari kelak dalam batin ku.
Demikiankah kebijakan pemerintah Aceh,kami butuh keadilan,kami butuh kebijaksanaan,apakah cintamu bertepuk sebelah tangan,setelah engkau memegang tampuk kekuasaan di daerah kami,engkau mengaburkan nama ulama kami Syakh Abdurra’uf di ganti dengan Syakh Kuala sungguh sedih rasanya hatiku tiada tara seakan-akan tiada berkutik di bumi aceh ini.
Tetesan air mataku tanpa terasa mulai membasahi permukaan wajahku mungkin inilah yang di sebut “cinta di awak kawin di ukhang”,rakyat aceh singkil mencintai dengan setulus hati dan mengagungkan nama beliau,ternyata di rampas begitu saja dari tanah kelahiran kami.
Ini bukan perang salib insfansi mongol,yaitu perang antar agama untuk memperebutkan kekuasaan,tapi ini adalah tentang kejujuran,jangan ada dusta di antara kita,masyarakat aceh tolong kami,cintai kami,berikan kembali nama ulama kami tuliskan kembali di belakang nama beliau As-Singkili,hanya itu yang kami pinta.
Antona solin As-Singkily

Tidak ada komentar: